Kamis, 23 Februari 2023

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi


Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?

Pada modul 2.1 ini saya mempelajari materi mengenai Pembelajaran Bediferensiasi.  Pada saat membaca judul mengenai Pembelajaran Berdiferensiasi, yang terbayang adalah bahwa pembelajaran berdiferensiasi ini akan sangat sulit diterapkan. Kata diferensiasi mengkonotasikan pada makna “perbedaan”. Pembelajaran berdiferensiasi adalah layanan pembelajaran yang berbeda-beda untuk setiap individu murid yang ada di kelas. Setiap murid harus mendapatkan layanan pembelajaran “privat” sesuai dengan keadaan belajar muridnya. Hal ini tentu akan sangat sulit diterapkan. Bagaimana seorang guru harus memberikan layanan pembelajaran yang berbeda untuk 36 murid di kelasnya.  Tentu guru akan kerepotan melakukannya.

Setalah saya mempelajari modul 2.1 ini, ternyata apa yang saya pikirkan sebelunya tidak benar. Bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang sangat mungkin untuk diterapkan di kelas oleh seorang guru. Bahkan secara alamiah, seorang guru yang terbiasa memberikan pembelajaran dengan baik, sesungguhnya telah mempraktikkan pembelajaran berdiferensiasi ini.  Bahwa Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis oleh guru agar mampu mengakomodir seluruh kebutuhan murid yang berbeda di dalam kelas atau lingkungan sekolah. Setiap murid di kelas memiliki keunikan masing-masing. Dengan keunikan tersebut, guru dituntut untuk dapat mengakomodir keunikan tersebut dan membuat skenario pembelajaran yang bisa mengoptimalkan seluruh potensi keunikan peserta didiknya. Guru hanya perlu mempersiapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi yang tepat, baik diferensiasi konten, diferensiasi proses maupun diferensiasi produk, dengan mengacu pada aspek pemetaan kebutuhan murid.

Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

Perubahan pemikiran tentang pembelajaran berdiferensiasi ini, berkontribusi dengan sangat signifikan terhadap pemahaman dan keyakinan saya mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Semua saya beranggapan bahwa pembelajaran berdiferensiasi akan sangat sulit diterapkan, ternyata tidaklah demikian, bahwa konsep pembelajaran berdiferensiasi ini akan sangat mungkin untuk diterapkan oleh guru di kelasnya.

Sebelum memulai melaksanakan pembelajaran, seorang guru hanya perlu melakukan pemetaan kebutuhan berlajar murid, yaitu kesiapan belajar murid, minat belajar murid, dan profil belajar murid.

  • Kesiapan belajar murid

Sebelum merancang skenario pembelajaran, guru perlu mengetahui kesiapan belajar murid, agar pembelajaran yang dirancang guru nantinya tepat sesuai dengan kebutuhan murid. Misalnya guru memetakan apakah ada murid yang sudah siap untuk berfikir abstrak, atau ada murid yang baru bisa berfikir konkrit. Ada juga murid yang masih perlu mendapatkan pengertian dasar mengenai topik materi yang diajarkan.  Perbedaan kesiapan belajar murid ini tentunya akan membantu guru untuk mempersiapkan bahan ajar yang tepat, cara atau strategi belajar yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid. Jumlah bantuan atau dukungan yang diberikan guru kepada murid menyesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar murid itu sendiri.

  • Minat belajar murid

Guru perlu memetakan minat belajar murid. Ada murid yang senang olahraga, seni, sains, atau bidang-bidang tertentu lainnya. Guru harus siap memfasilitasi kebutuhan belajar murid tersebut. Guru dapat memberikan pilihan kepada murid untuk belajar sesuai dengan minatnya. Misalnya dalam menghasilkan produk, murid diberi kebebasan untuk mengasilkan produk sesuai dengan minatnya masing-masing.  Murid bebas menghasilkan produk dalam bentuk teks, tulisan seperti artikel, narasi, karangan atau produk lain sesuai dengan minatnya seperti audio, video, poster, mind mapping, secara individu maupun kelompok. Produk tersebut hendaknya mengacu pada indikator minimum penilaian.

  • Profil belajar murid

Profil belajar murid yang dimaksud adalah bagaimana murid belajar sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing yang beragam dan bervariasi. Murid yang memiliki gaya belajar visual maka guru dapat memberikan materi dengan menggunakan media berupa gambar, tampilan slide power point, grafik, dan sebagainya, yang dapat membantu murid dalam belajarnya.  Demikian pula untuk murid yang memiliki gaya belajar auditori maka guru dapat memberikan materi dengan diiringi suara.

Dengan dasar pemetaan ketiga kebutuhan belajar murid tersebut, dapat dijadikan modal dasar bagi guru, untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan mudah di kelasnya.

Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini tentunya akan memiliki banyak tantangan. Dari sisi internal guru misalnya. Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi menjadi tantangan tersendiri. Motivasi misalnya. Guru hendaknya memiliki motivasi yang kuat untuk berubah, dari praktik pembelajaran selama ini yang masih konvensional, menyamakan media dan metode pembalajaran untuk semua murid, berubah menjadi mempraktikan pembelajaran berdiferensiasi, yang mengakomodir kebutuhan semua murid yang beragam. Dalam hal persiapan, guru hendaknya membuat persiapan lebih daripada biasanya. Dan begitulan banyak tantangan dari dalam (internal) guru itu sendiri.

Tantangan eksternal misalnya dari rekan sejawat yang merasa aneh terhadap praktik pembelaran berdiferensiasi yang dipraktikan guru. Dari siswa pun bisa menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana siswa mendukung guru dalam mempraktikan pembelaran berdiferensiasi. Tantangan lain misalnya dukungan kepala sekolah, ketersediaan media, sarana dan prasarana dan sebagainya.

Terhadap semua tantangan tersebut, saya harus tetap optimis untuk memulai melaksanakan praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Dengan konsep yang baik, pelaksanaan  yang baik, dan hasil yang baik, saya optimis bahwa pembelajaran berdiferensiasi ini pada akhirnya akan diterima dan dipraktikan bersama oleh semua guru di sekolah.

 

Wawan Kurniawan

CGP Angkatan 7 Kabupaten Cilacap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar